BlackBerry belakangan ini memang makin digandrungi banyak orang. Betapa tidak,perangkat ini memberikan kenyamanan tersendiri untuk urusan email dan browsing internet. Dan di tengah keranjingan orang akan layanan chatting ataupun blogging, blackberry seperti menjadi solusi yang mujarab. Apalagi, kini sudah banyak operator yang memberikan layanan BlackBerry, termasuk bundling dengan perangkatnya sekalian. Bahkan ada operator yang menawarkan layanan BlackBerry harian, yang jelas akan membuat layanan blackberry makin terjangkau banyak kalangan terlepas dari harga perangkatnya yang masih mahal.
Karena itu, tak heran penggemar BlackBerry kini tak hanya dimonopoli para eksekutif dan profesional saja. Mulai dari anak sekolahan hingga artis kini sudah menjadi
BlackBerry freaks. Bahkan menurut Luna Maya, yang tercatat sebagai salah satu pengguna, BlackBerry kini sudah jadi tren di kalangan para selebritis. Berikut ini sedikit cerita dari mereka yang menjadi pengguna BlackBerry:
LUNA MAYA Dengan Blackberry KeyOne
“Sebelum orang-orang pake BlackBerry, aku udah pake duluan,” cerita Luna Maya, tentang pengalaman pertamanya dengan BlackBerry. Tentu dara cantik ini tidak bermaksud mengatakan, dialah orang pertama di Indonesia yang memakai perangkat keluaran Research In Motion itu. Malah sebenarnya, perkenalan pertamanya dengan perangkat itu berkat salah seorang temannya, yang sudah duluan menggunakan BlackBerry.
Luna yang mengaku sebelumnya termasuk orang yang gatek (gagap teknologi), memang sempat canggung juga mengoperasikan perangkat canggih itu. Tapi sekarang, “Sudah jago,” katanya. Tadinya yang sekadar coba-coba, sekarang Luna Maya malah seperti kecanduan BlackBerry. Ke mana-mana benda itu termasuk salah satu benda yang tak boleh ketinggalan.
“BlackBerry ini sangat memudahkan aku untuk melakukan banyak hal,” kata dara cantik yang jadi ambassador XL ini, mengungkapkan alasannya. Maksudnya, ia bisa membuka email di mana saja, seperti di sela-sela syuting. Karena, seperti pengakuannya, banyak pekerjaan yang harus dilakukan melalui email. Semacam, mengurusi kontrak iklan. Tak lagi tergantung dengan laptop. Bisa buka internet kapan pun juga. Sehingga, ketika sedang break syuting, ia bisa mengedit blog miliknya, bisa pula meng-up date facebook. Atau, paling tidak cekakak-cekikik sendiri, sewaktu chatting lewat YM.
Nah, yang terakhir itu yang terkadang suka membuatnya lupa diri. Ya itu tadi, ketawa-ketiwi sendirian, sampai-sampai orang di sebelah bingung sendiri. Kadang malah teman yang lagi di sebelah, dicuekin saja, gara-gara keasyikan ber-chatting ria. Karenanya, Luna menyebut perangkat miliknya itu sebagai alat yang bisa menjauhkan yang dekat, dan mendekatkan yang jauh. Sederhananya, orang sebelah bisa dicuekin, sementara orang yang jauh, dengan gampang bisa dihubungi.
Karena itu juga, tidak heran kalau billing-nya sebulan untuk urusan telekomunikasi ini bisa mencapai Rp500 ribu.
Bahkan kalau lagi “rajin” ngobrol sana ngo-brol sini, tagihannya bisa mencapai Rp1 juta sebulan. “Kira-kira segitulah pemakaian aku per bulannya," ucap pemilik mata indah itu, yang sementara waktu perannya di iklan XL tergusur dulu dengan para simpanse. “Hehehe...gak masalah kok. Iklan itu kan lucu,” katanya lagi.
CATHY SHARON Kecanduan BlackBerry Motion
Awalnya cuma buat gaya-gayaan. “Untuk gaya hidup,” kata Cathy Sharon, menceritakan pengalamannya memakai BlackBerry. Namun setelah punya dan menggunakan sendiri, mantan VJ MTV ini malah jatuh cinta berat pada blakcberry. Bahkan boleh dibilang, Cathy adalah salah satu maniak BlackBerry. “Soalnya gadget ini memang menyediakan apa yang saya butuhkan. Seperti untuk internet, layarnya yang lebar, dan fitur-fitur lain yang tak ada di ponsel saya terdahulu,” kata Cathy yang mengaku baru setahun belakangan memakai BlackBerry.
Sebagai orang yang sibuk dan sering keluyuran, blackberry miliknya memang menjadi asisten yang tangguh, la bisa membuka dan mengirim email di mana saja, terutama untuk hal-hal yang berurusan dengan pekerjaannya. Juga bisa tetap ngerumpi dengan teman-teman, lewat fasilitas chatting-nya. Dan tentu saja, membuka-buka situs internet. “Kalo udah keasyikan chatting di BlackBerry, kadang sampe kayak orang budeg. Enggak ngeh kalo temen ngajak ngomong,” kata salah satu bintang di film layar lebar berjudul Barbie ini, sembari tertawa.
Sudah dua bulan ini Chaty menggenggam seri terbaru dari BlackBerry, yakni BlackBerry Bold, yang dibelinya di New York, AS, sewaktu jalan-jalan ke sana. BB Bold miliknya ini sudah tampil lain dari yang lain, dengan casing berwarna oranye, yang juga dimodifikasi di tempat membelinya dulu. Sebelumnya, Cathy
menggenggam BlackBerry Curve, yang casingnya juga dimodifikasi warna pink. “Kalau nanti keluar BlackBerry terbaru, mungkin saya akan beli juga, dan dimodifikasi juga,” kata cewek yang pernah nam-pang sebagai model cover Selular ini.
MAYANG SARI ADAMS Dengan BlackBerry KEY2 LE
General Manager di perusahaan kesehatan ini mengaku baru sekitar dua bulanan menggunakan blackberry. “Temen-temen saya menyarankan pakai BlackBerry saja. Kata mereka, lebih simpel dan efektif,” tukas Mayang Sari Abdams. Pekerjaannya memang menuntut Mayang sering ke luar kantor, atau malah ke luar kota. Sehingga, ia membutuhkan perangkat mobile yang bisa membantunya akses internet untuk membuka dan mengirim email di mana saja. “Saya kan harus sering komunikasi dengan kantor pusat di Singapura,” kata ibu satu anak ini, yang lingkup pekerjaannya menangani 20 outlets di Jakarta, Bandung dan Bali ini.
Atas dasar saran teman itulah, Mayang mengganti samrtphonenya yang keluaran vendor terkenal, dengan BlackBerry seri 8310. “Dan memang lebih enak pakai BlackBerry. Lebih simpel, mudah dan asyik. Bisa langsung akses, tidak harus browse dulu. Pokoknya lebih enak deh,” ujar Mayang lagi. Tapi, gara-gara keasyikan menggunakan BlackBerry, hobi chatting dan edit facebook-nya juga tambah menjadi.
Mayang mengaku BlackBerry miliknya selalu on 24 jam. Bahkan kemana-mana charger baterai BlackBerry selalu dibawa, agar baterai tidak sempat drop. Dan kalau sudah asyik dengan BlackBerry, teman sebelah yang mengajak bicara bisa-bisa tidak dihiraukan. “Istilahnya, mode autis-nya sedang “on"," kata Mayang sembari tertawa. Saking autisnya, ia pernah salah jalur eskalator. Maunya naik ke atas, malah masuk ke jalur turun. Pernah pula terpisah dengan keluarga waktu jalan-jalan di mail, gara-gara matanya terus menatap layar BlackBerry. Tapi, BlackBerry pula yang membuatnya tidak begitu bete sewaktu dimarahi atasan. “Waktu boss marah-marah, saya nunduk saja. Bukannya den-gerin boss, tapi buka YM dan chat sama teman-teman,” tuturnya sembari terkekeh-kekeh.
Cuma, gara-gara sering diprotes anaknya yang semata wayang, Mayang mulai mengurangi aktivitas chatting ria dan email-emailan di BlackBerry. “Yaah, saya suka diingetin sama anak, jadinya malu juga sih. Belum lagi dengan teman-teman, yang suka protes kalau mode autis saya “on”,” tutur Mayang, yang bilang tak mau membelikan anaknya yang sudah duduk di bangku SMP itu perangkat BlackBerry juga. “Walaupun anak saya itu kepingin banget, tapi saya rasa belum saatnya dia pakai perangkat seperti itu,” ujar Mayang lagi.
FABIANDI, 20 THN
Mahasiswa UPH yang terletak di Karawaci, Tangerang ini, pertama kali mengenal BlackBerry dari teman-temannya yang sudah duluan memakai perangkat itu. Dari meminjam punya teman, coba-coba, akhirnya dua bulan lalu
Fabiandi memutuskan membeli sendiri sebuah BlackBerry Curve 8310 di sebuah gerai di Jakarta, sudah dalam kondisi unlock. “Ternyata memang worthed betul. Enak dipakai browsing, buka dan kirim email, semuanya gampang dilakukan,” kata Fabi, sapaan pemuda 20 tahun ini.
Dengan BlackBerry-nya, Fabi tak perlu lagi repot-repot bawa laptop yang berat. Soal koneksi internet, juga sudah ada wi-fi, yang bisa membuatnya browsing sepuasnya selama di kampus, la dengan gampang pula bisa mengecek nilai ujian, melihat jadwal kuliah, dan membuat bahan-bahan presentasi.
Dan seperti pengguna BlackBerry lainnya, Fabi juga memanfaatkan perangkat miliknya untuk chatting, baiklewat BlackBerry messenger maupun fasilitas messenger yang lain. “Kalau lagi bosan di kelas, biasanya buka messenger dan chatting dengan teman-teman. Soalnya teman-teman juga sudah banyak yang pakai fasilitas itu. Jadi gampang chatting,” tutur Fabi.
Fabi mengaku menghabiskan biaya sekitar Rp160 ribu sebulan untuk paket BlackBerry dari salah satu operator yang ada. “Segitu sudah cukup banget buat saya,” katanya. Pernah suatu kali, blackberry miliknya tertukar dengan milik temannya. BlackBerry miliknya yang diberi casing silikon berwarna biru, serupa dengan milik seorang temannya. Jadi ketika mau pulang, Fabi salah comot, yang diambil adalah BlackBerry punya temannya itu. “Baru sadarnya ketika mau telepon, kok nama-nama di phonebook-nya beda,” tutur Fabi. Untungnya, ia masih berada di kampus, sehingga bisa langsung saling tukar BlackBerry masing-masing