“Jika dicermati peluang pasar mobile broadband memang sangat besar, namun bukan berarti mudah untuk meraih pasar tersebut”
Sejak akhir 2006, para operator selular pengantong lisensi 3G mulai menggelar jaringan, dan memperkenalkan layanan mobile data. Melalui teknologi High-Speed Downlink Packet Access (HSDPA), para pengguna data bergerak, bisa melakukan akses data dengan kecepatan dari 3,7 Mbps hingga 7,2 Mbps.
Koneksi internet melalui jaringan 3G HSDPA yang juga disebut mobile broadband internet, memang menjadi alternatif baru dalam penyediaan koneksi ke dunia maya. Para pengguna internet mendapatkan pilihan akses yang sesuai dengan kebutuhannya. Disadari atau tidak keberadaan mobile broadband ini juga menjadi salah satu stimulan pertumbuhan pengguna internet di Indonesia. Data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menyebut sampai akhir 2007 pengguna Internet di Indonesia mencapai 25 juta dengan tingkat pertumbuhan diperkirakan sekitar 40%.
Di tahun 2012, jumlah pengguna Internet di Indonesia akan sama besarnya dengan jumlah pengguna Internet di Asia Tenggara. Jika tarif internet maupun telekomunikasi makin murah, maka potensi pertumbuhannya akan semakin tinggi, termasuk potensi pengguna yang mobile, dimana jumlahnya sebangun dengan penetrasi pengguna telepon selular yang di akhir 2007 telah mencapai lebih dari 100 juta.
Bogul cellular mencatat bahwa Di negara-negara yang lebih dulu memakai teknologi mobile broadband, terbukti akses internet tanpa kabel (menggunakan modem data card) sangat digemari. Survei Novatel Wireless di AS menunjukkan bahwa 48 persen eksekutif memilih data card 3G untuk mengakses internet menggunakan laptop. Cara ini dianggap mengurangi kerepotan berkoneksi dan mempercepat waktu kerja meski pada saat libur sekalipun.
Di Indonesia, target pasar pengguna teknologi ini adalah mereka pengguna telepon bergerak, yang memerlukan akses internet dimana saja dan kapan saja, dengan akses memadai (di atas 200 Kbps). Yang jelas, kebanyakan pengguna mobile broadband internet adalah para kalangan yang sudah mengenal layanan internet, apakah melalui dial up atau lainnya.
Para profesional sebagai target pasar utama {primary target). Mereka yang menggunakan internet tak sekadar sebagai bagian gaya hidup, tapi memang sudah menjadi kebutuhan primer. Karenanya, bagi kalangan ini, masalah kemudahan akses, fleksibilitas dan mobilitas menjadi faktor penting. Di luar pasar pekerja, kalangan remaja dan anak-anak sekolah (termasuk mahasiswa) adalah target pasar kedua (secondary target). Mereka yang membutuhkan internet untuk kepentingan mencari informasi.
Jika dicermati peluang pasar mobile broadband memang sangat besar, namun bukan berarti mudah untuk meraih pasar tersebut. Ada beberapa faktor yang bisa menjadi kendala. Misalnya, faktor teknis. Apapun layanan data yang diberikan operator selular, bukanlah layanan yang benar - benar terpisah dari layanan suara operator selular. Sehingga kepadatan trafik di layanan suara juga akan berpengaruh pada stabilitas koneksi layanan data, utamanya terjadi pada stabilitas kecepatan koneksi.
Karena layanan ini adalah produk teknologi, acap kali juga konsumen terkena sindroma kompatibilitas antara modem dan sistem operasi komputer pengguna. Misalnya, pelanggan memiliki lebih dari satu komputer. Di komputer A modem berjalan normal, tapi ketika modem dipakai di komputer B, tak bisa untuk mengakses. Persoalan kecil ini bisa jadi besar, ketika operator tidak memiliki technical support yang memadai.
Hal lain adalah menyangkut jangkauan. Saat ini mobile broadband bekerja di jaringan 3G, padahal belum semua wilayah terjangkau oleh node B (BTS 3G). Masalah lain dalam melakukan penetrasi pasar adalah soal pricing. Ini bukan soal perhitungan pemakaian bandwidth. Tapi lebih pada penyediaan perangkat modemnya. Saat ini harga modem untuk 3G mobile broadband masih sekitar Rp 1 -2 juta. Nah, agar konsumen tidak terbebani harga modem, biasanya operator melakukan paket bundling modem dengan langganan minimal 1 tahun.
Saat ini, persaingan pasar di layanan mobile broadband, memang belum sepadat bila dibandingkan dengan persaingan di penjualan pulsa. Tapi ke depan operator cenderung untuk memacu pasar ini. Mengapa? Ini seiring dengan kebutuhan masyarakat mobile yang ingin selalu terhubung dan internet memang sudah menjadi kebutuhan masyarakat, seperti halnya ponsel.
Sekarang tinggal operator mana yang paling luas cakupan 3G nya dan siap mengalokasikan kanal yang cukup besar untuk komunikasi data. Dialah yang bakal memimpin pasar mobile broadband.
http://meunicanggih.blogspot.com/2018/12/uji-performa-3g-dan-4g-telkomsel-di.html